Sabtu, 19 April 2014

KH. Ibrahim bin Syekh Abdul Majid al-Jambi (Tokoh Ulama Jambi)

Guru H. Ibrahim dilahirkan di Kampung Tengah Jambi. Tidak ada informasi mengenai kelahirannya, berkemungkinan pada pertengahan abad ke-19 M, lebih tua usianya dibandingkan dari Guru H. Abdus  Somad, dan  wafat di Jambi pada tahun 1922 M. Ayahnya adalah seorang ulama besar Jambi yang pemah mengajar di Masjidil Haram bemama Syekh Abdul Majid al-Jambi bin Syekh Muhammad Yusuf. Ayahnya yang lama tinggal di Mekkah dan sekaligus penasehat Sulthan Thaha menginginkan adanya Madrasah di Jambi. 

Darah ulama dominan mengalir dalam dirinya ketimbang darah bangsawan. Secara kekerabatan beliau adalah keturunan dari ulama dan bangsawan kesultanan Jambi. Kakeknya bernama Syekh Muhammad Yusuf adalah putra dari H. 'Abid. Sedangkan H. 'Abid adalah putra dari Datuk Jantan Seri Penghulu. Datuk Jantan Seri Penghulu ini menurut cerita masyarakat adalah salah seorang dari pembesar Kesultanan Jambi dan ada juga yang mengatakan bahwa la merupakan salah seorang pembesar di Kerajaan Perlis Malaysia.

Selama menuntut ilmu di Mekkah, Guru H. Ibrahim berguru kepada ayahnya sendiri dan juga berguru kepada kolega ayahnya Syekh Ahmad Khatib Minangkabau. Selama di Mekkah juga, beliau bersama-sama belajar dengan teman-temannya dari Jambi dan diantaranya ada juga dari daerah luar Jambi, seperti Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Syekh Muhmmad Jamil Jambek, Hadratus Syaikh H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Ahmad Dahlan.

Guru H. Ibrahim selama hidupnya lebih banyak perhatiannya dicurahkan kepada dunia pendidikan. Dia adalah pelopor dan perintis berdirinya Pondok Pesantren dengan pertama kali mendirikan Madrasah Buluh. Karena itu, sewaktu berdirinya Nurul Iman, beliau dipercayakan oleh pengurus Tsamaratul Insan sebagai Mudir di Madrasah tersebut. Selama 8 tahun beliau memimpin Nurul Iman hingga akhir hayatnya. Mengingat Nurul Iman baru berdiri dan memerlukan pembinaan yang baik, maka selama Guru H. Ibrahim menjadi mudir, banyak tenaga pengajar dari luar negeri diundang untuk mengajar di Nurul Iman melalui Tsamaratul Insan. Para pengajar dari luar negeri ini tidak lain adalah teman-temannya yang pernah belajar bersama-sama di Mekkah.

*)www.amali-muadz.com

1 komentar: