Sayyid Ali bin Abdurrahman al-Musawwa ini adalah salah seorang Tokoh yang berpengaruh dalam berdirinya Tsamaratul Insan sekaligus Pondok Pesantren, karena berkat kedekatannya dengan Belanda pada waktu itu. la merupakan arsitek dan pemborong dari pembangunan madrasah-madrasah di Jambi.
- Madrasah Nurul Iman di kampung Ulu Gedong (1915)
- Madrasah Sa’adatud Darein di kampung Tahtul yaman (1920)
- Madrasah Nurul Islam di kampung Tanjung Pasir (1922)
- Madrasah al-Jauharein di kampung Tanjung Johor (1922)
Nama lengkap tokoh ini adalah Sayyid Ali bin Abdurrahman al-Musawwa yang lahir di Pelembang. Ia adalah menantu dari Pangeran Wiro Kusumo seorang wazir dalam kesultanan Jambi. Pangeran Wiro Kusumo sendiri adalah menantu dari Sulthan Thaha. Ia juga seorang ulama yang berpengetahuan luas.
Pada tahun 1855 Sulthan Thaha diangkat jadi Sulthan, la segera mendatangkan beberapa ulama dari dalam dan luar negeri seperti dari Mesir, Arab dan Patani. Salah seorang ulama terkenal dan kesultanan Jambi adalah Sayyid Muhammad bin Idrus al-Jufri. Seorang ulama yang berdarah Arab yang alim dan berpengetahuan luas. Begitu simpatinya Sulthan Thaha sehingga ulama ini dikawinkan dengan putrinya. Kemudian diangkat menjadi wazir kesultanan Jambi dengan gelar Pangeran Wiro Kusumo.
Pangeran Wiro Kusumo yang menjadi mertuanya dapat kita lihat bekas peninggalannya berupa sebuah rumah yang terletak di Olak Kemang Jambi, pada bagian sebelah barat kompleks Madrasah As'ad/Pondok Pesantren As'ad Jambi. Masyarakat menyebut rumah tersebut dengan nama Rumah Raja atau Rumah Batu Olak Kemang. Kemudian pada bagian depan mesjid al-lkhsaniyah sekarang terdapat kompleks pemakaman keluarga dari Pangeran Wiro Kusumo ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar